Rabu, 24 Agustus 2011

Yang Berbisik Di Belakang, Berarti ya di belakang.

Saya suka merasa kasihan, kepada orang2 yang berkoar2 penuh nafsu orasi tentang benci sesuatu dan tidak peduli akan sesuatu, tetapi kemarahan dia memuncak justru saat berada pada titik itu.

Sadar atau tidak, dan saya yakin dia sadar, kalau satu2nya alasan dia (berpura2) tidak peduli adalah karena level dia jauh berada di bawah pada apa yang dia sebutkan itu. Dengki dia malah menjadi2 dan hidup dia malah merasa semakin di hantui.

Dia bisa saja berkata, kalau dia sudah bersyukur pada kehidupan sekarang, dia merasa bahagia dengan apa yang di raihnya, padahal kenyataannya setiap saat dia berusaha meredam penasarannya atas apa yang dia irikan dan dia bencikan, dia berusaha untuk membenci semua yang disukai oleh orang yang dia iri terhadapnya, dia berusaha untuk tidak sama dan berpijar pada warna yang berbeda. Tetapi sayang sekali, dia makin terpuruk dengan keadaanya dan makin jauh di ambang amarah.

Kasihan sekali, dia malah jadi tidak bisa membedakan jenis2 lingkar kata. Kata teman baik saya, mesti dulu setiap guru jelasin pelajaran bahasa Indonesia jaman dia sekolah, dia kebanyakan ngayal jadi orang yang dia (iri) benci itu, :))

Yang berbisik atau malah berteriak2 di belakang, berarti ya di belakang.. hehe, banyak2 istighfar ya sayang..


RILUTASA

1 komentar: